Bacalagers Media, Lombok – Ayu Arini terbangun mendengar napas mengi dan sesak dari putrinya yang baru berusia 11 bulan.
“Nada sakit selama beberapa hari, jadi saya sempat berikan obat penurun panas. Tapi, waktu saya lihat dia sulit bernapas, saya jadi khawatir dan segera membawa Nada ke Puskesmas,” kata ibu dua anak ini.
Nada didiagnosis mengidap pneumonia, penyakit menular yang merupakan satu satu penyebab utama kematian balita di Indonesia.
Baca juga: Stimuno untuk Balita: Suplemen Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Balita
Baca juga: Biografi Dokter Ludwik Rajchman, Sosok Pendiri UNICEF yang Fenomenal
Setiap tahun, rata-rata separuh juta anak Indonesia tertular pneumonia dengan angka kematian sekitar rata-rata 10.000 jiwa. Beruntung, Nada tidak terlambat mendapatkan perawatan dan penyembuhannya saat ini berjalan dengan baik.
Di Lombok, kasus seperti yang dialami Nada sudah semakin jarang terjadi berkat pemberian PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) yang ampuh melindungi anak-anak dari 13 jenis bakteri pneumokokus.
Ketika Bantuan Datang
Lombok sendiri merupakan lokasi percontohan imunisasi PCV yang mulai dilaksanakan pada tahun 2017. Baru-baru ini, persediaan PCV tiba di Lombok, bagian dari strategi perluasan vaksinasi dari Kementerian Kesehatan. Ketersediaan vaksin PCV juga merupakan bagian dari mekanisme Gavi Advanced Market Commitment.
Baca juga: 7 Cara Mudah Meningkatkan Sistem imun dan Daya Tahan Tubuh Anak Balita
Mekanisme ini memungkinkan negara-negara mengadakan vaksin yang penting bagi keselamatan jiwa dengan harga yang secara signifikan lebih rendah, seperti yang dilakukan oleh Indonesia. Pengadaan dilakukan melalui divisi suplai global dari UNICEF.
Di Indonesia, stok PCV kemudian dikirimkan ke pos kesehatan provinsi yang mendistribusikannya ke berbagai Puskesmas melalui dinas kesehatan tingkat kota/kabupaten.
Di Mataram, Desak seorang perawat, segera mengumpulkan vial berisi vaksin untuk diberikan kepada puluhan bayi di bawah usia dua tahun di Poskesdes Pagesangan, Mataram.
Baca juga: Fokus dan Kontribusi UNICEF Sebagai Organisasi Sosial Internasional
Baca juga: Imunisasi PCV Dicanangkan di Lombok – Sehat Negeriku
Sebagai bagian dari layanan kesehatan pemerintah, Poskesdes Pagesangan juga melakukan pemeriksaan dan imunisasi rutin lainnya.
“PCV sangat populer di antara para ibu di sini. Dulu, PCV hanya bisa didapatkan jika pasien membayar sendiri dan harganya sangat mahal,” ujar Desak yang sudah bekerja sebagai perawat di tengah-tengah masyarakat Pagesangan sejak 1992.
“Saya juga dulu sering melihat kasus pneumonia, tetapi sekarang sudah jauh berkurang,” tambahnya.
Fitria Febriani datang ke Poskesdes bersama Achmad, bayi lelakinya yang baru berusia enam bulan. Fitria mendapatkan informasi vaksin dari bidannya.
“Saya ingin anak saya selalu sehat, jadi saya pastikan vaksinnya lengkap, termasuk PCV.” Fitria
“Saya sendiri takut jarum, dan anak-anak pasti lebih takut lagi, tetapi vaksinasi hanya sebentar. Tidak apa-apa divaksin demi kesehatan dan agar terlindung dari penyakit mematikan seperti pneumonia,” Fitria menambahkan.
Sementara itu, Baiq Dewi sempat mengira masa-masa ia membawa balita menerima imunisai sudah usai. Segalanya berubah saat ia, di luar dugaan, kembali mengandung pada usia 42 tahun.
“Dulu, tidak ada PCV untuk anak-anak saya yang lebih tua. Para ibu khawatir akan pneumonia. Jadi, saya senang sekali saya bisa melindungi putri bungsu saya, Arumi, dari penyakit ini,” katanya.
Baca juga: COVID-19 Meningkat, Ini 5 Cara Menjaga Keuangan buat Karyawan
Di Tengah Pandemi COVID-19 yang Masih Melanda
Meski dinanti, proses vaksinasi PCV tidak sepenuhnya bebas dari kendala. Pandemi COVID-19 menyebabkan fasilitas kesehatan di tingkat tapak ditutup. Sementara itu, protokol kesehatan melarang kerumunan, sehingga orang tua dan anak tidak bisa berkumpul di Puskesmas.
“Orang tua juga khawatir tertular COVID-19 jika datang ke Puskesmas. Akhirnya, banyak yang memilih tidak datang sama sekali,” kata HM Carnoto, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Mataram.
Baca juga: COVID-19: Pengertian, Jenis, Gejala dan Cara Mencegahnya
“Tetapi, sekarang keadaan sudah berangsur normal. Klinik-klinik mulai beroperasi lagi, orang tua kembali datang agar anak dapat diperiksa kesehatannya dan diberikan imunisasi, dan masyarakat secara umum semakin sadar tentang manfaat PCV.” HM Carnoto.
Baca juga: 4 Teknologi Terbaru di Indonesia Untuk Perangi COVID-19
Perlindungan Untuk Semua Anak
Tahun depan, vaksinasi PCV akan digulirkan ke seluruh Indonesia sebagai bagian dari program imunisasi rutin. Indonesia ingin meningkatkan cakupan vaksin PCV sebesar empat juta anak per tahun dan melindungi mereka dari pneumonia.
Secara total, anak akan menerima tiga dosis PCV, dosis pertama diberikan pada usia dua bulan, dosis kedua pada usia tiga bulan, dan dosis terakhir pada usia 12 bulan. Bagi anak yang melewatkan jadwal ini, Indonesia akan melaksanakan strategi vaksin “susulan”.
Program tersebut adalah langkah penting untuk memenuhi target kesehatan terkait anak di Indonesia.
“Pneumonia adalah salah satu penyebab utama kematian balita,” kata Sowmya Kadandale, Chief of Health, UNICEF Indonesia.
Baca juga: Sejarah Terbentuknya UNICEF Sebagai Organisasi Sosial Internasional
“Percepatan program vaksinasi PCV di Indonesia sangat penting untuk menyelamatkan nyawa anak-anak dan meningkatkan kesehatan mereka.”
Di Mataram, Ayu sedang menunggu Nada sembuh. Setelah itu, ia berencana membawa Nada untuk mendapatkan vaksin PCV.
“Mudah-mudahan, saya tidak perlu lagi melihat Nada sakit seperti ini. Saya ingin Nada tumbuh sehat, pintar, dan sukses… dan punya kesempatan meraih cita-citanya!” kata Ayu sambil tersenyum.