Bagi Anda para pelaku usaha maupun karyawan yang tinggal di Jakarta, penentuan UMR Jakarta 2020 menjadi salah satu kabar yang ditunggu-tunggu.
Tak hanya berpengaruh pada pekerja, keputusan UMR juga mempengaruhi pelaku usaha. Berbicara mengenai topik gaji tentu tidak ada habisnya. Apalagi jika membicarakan tentang UMR daerah yang terus menerus naik setiap tahunnya.
Rasanya kenaikan ini menjadi menetap dilakukan oleh pemerintah daerah menjadi setahun sekali. UMR di Indonesia ini akan selalu menjadi topik hangat untuk dibicarakan terutama dalam kalangan pekerja dengan gaji UMR.
Contohnya kota Jakarta yang merupakan ibu kota dari negara Indonesia. Selalu terkena sorotan publik di media mengenai UMR yang ditetapkan. UMR itu apa sih? Buat anda yang belum paham betul apa itu UMR bisa membacanya di sini.
Dalam artikel ini akan dibahas mengenai pengertian UMR, daftar UMR Jakarta, Jawa Barat dam Jawa Timur 2020 dan prediksi UMR Jakarta untuk tahun berikutnya.
Pengertian Apa itu UMR
Apa sih yang dimaksud dengan UMR?
UMR adalah singkatan dari Standar atau Umpah Minimum Regional yang merupakan upah minimum pekerja atau buruk yang diberlakukan dan digunakan oleh para pelaku industri dan pengusaha pada satu daerah atau satu provinsi di Indonesia.
Tujuan adanya ketetapan UMR adalah untuk memastikan bahwa pekerja menerima penghasilan yang layak sesuai dengan pekerjaanya.
Para pelaku usaha dan pemilik perusahaan harus menyesuaikan standar gaji pegawai dengan aturan penetapan UMR terbaru.
Jika tidak menyesuaikan aturan upah minimum pegawai dengan standar yang baru maka akan dikenai sanksi berupa hukuman pidana dan penjara selama 1 hingga 4 tahun sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca juga: Pengertian UMR, UMP dan UMK
Aturan terkait UMR ini pun telah ditulis dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 01 Tahun 1999 tentang Upah Minimum. Dalam aturan tersebut, UMR dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Upah Minimum Tingkat I
Upah jenis ini merupakan upah minimum yang diberlakukan di satu provinsi di Indonesia. Sehingga jumlahnya akan berbeda antara upah minimum yang satu daerah dengan upah minimum yang lainnya.
2. Upah Minimum Tingkat II
Upah tingkat ini adalah upah minimum yang diberlakukan di satu daerah kabupaten atau kotamadya yang disesuaikan dengan pembangunan ekonomi daerah tersebut.
Hal ini diberlakukan karena setiap daerah memiliki pendapatan per kapitanya sendiri sehingga tidak bisa disamakan dengan daerah-daerah lainnya.
Daftar Rincian UMR Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur 2020
Penentuan UMR di suatu daerah ditetapkan berdasarkan banyak pertimbangan.
Beberapa pertimbangan itu ialah kebutuhan, indeks harga konsumen (HK), kondisi pasar kerja, upah umum, dan tingkat pendapatan ekonomi per kapita di suatu daerah.
Dari pertimbangan tersebut, kemudian disusunlah daftar dan rincian UMR. Kali ini akan dibahas mengenai daftar dan rincian UMR di Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur tahun 2020.
Baca juga: 5+ Situs Bursa Kerja Terpercaya, Resmi dan Terbaik
Daftar UMR Jakarta 2020
Jakarta masih menduduki peringkat atas terkait jumlah UMR yang diberikan oleh pemerintah setempat.
Jika pada tahun 2019 UMR di Jakarta sebesar Rp 3.900.000,- maka tahun 2020 UMR di Jakarta naik 8,51% atau sebesar Rp 335.576,- menjadi Rp 4.267.349,-.
UMR yang ditetapkan ini telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Daftar UMR Jawa Barat 2020
Sementara itu, di Jawa Barat, Gubernur Ridwan Kamil menyetujui adanya kenaikan 8,51% untuk UMR Jawa Barat tahun 2020.
Hal ini telah dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Berikut ini daftar UMR di beberapa kota dan kabupaten di Jawa Barat Tahun 2020.
1. UMR Bogor 2020
Salah satu kota di Jawa Barat yang ikut merasakan kenaikan upah pegawai ialah di Kota Bogor.
Sebelumnya di tahun 2019, UMR di Kota Bogor berkisar Rp 3.842.785,- setelah mengalami kenaikan upah sebesar 8,51% UMR di Bogor 2020 menjadi Rp 4.169.806,-.
2. UMR Bandung 2020
Kota Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat sekaligus tempat wisata andalan provinsi Jawa Barat ini, juga ikut merasakan kenaikan upah minimum pegawai.
Jika sebelumnya di tahun 2019 UMR Bandung adalah Rp1.668.372,- maka di tahun 2020 ini UMR Bandung mencapai Rp 1.810.351.
3. UMR Bekasi 2020
Sementara itu, Bekasi menempati urutan pertama sebagai kota dengan UMR tertinggi di Indonesia yakni mencapai Rp 4.580.000,-.
Daftar UMR di Jawa Timur 2020
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah menetapkan upah minimum di Jawa Timur berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Timur nomor 188/568/KPTS/013/2019.
Sama halnya dengan daerah-daerah lain di Indonesia, Jawa Timur juga menetapkan kenaikan 8,51% untuk UMR di tahun 2020.
Berikut daftar UMR beberapa kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Timur:
1. UMR Surabaya 2020
Besaran UMR Kota Surabaya di tahun 2020 mencapai Rp 4.200.479,-. Sebelumnya, di tahun 2019 UMR di Surabaya adalah Rp 3.871.052,-. Sehingga kenaikan yang didapatkan ialah mencapai Rp 329.427,-.
2. UMR Malang 2020
Sebagai salah satu tempat wisata favorit di Jawa Timur, UMR Kota Malang mencapai Rp 2.895.502,-.
Sedangkan di tahun 2019 UMR Kota Malang mencapai Rp2.781.564,- sehingga kenaikan yang diberikan ialah Rp 114.000,-.
3. UMR Pasuruan 2020
Pasuruan dikenal sebagai salah satu kota industri di Jawa Timur. Maka tak heran, kalau kota Pasuruan menjadi salah satu kota dengan UMR tertinggi di Jawa Timur.
Untuk tahun 2020, UMR Kota Pasuruan mencapai Rp4.190.582,-.
Prediksi Kenaikan UMR Jakarta Terbaru 2020
Untuk memprediksi kenaikan UMR di Jakarta maupun di kota-kota lainnya tentu dibutuhkan perhitungan yang matang.
Perhitungan tersebut mencakup data inflasi nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional yang terjadi pada tahun 2019.
Jika menganut pada Surat Kepala BPS I nomor B-246/BPS/1000/10/2019 yang diterbitkan pada 2 Oktober 2019, menyebut bahwa inflasi nasional mencapai 3,39% dan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,12%.
Dari perhitungan tersebut, jumlah inflasi ditambahkan dengan jumlah pertumbuhan ekonomi nasional, maka ditetapkan bahwa kenaikan UMR nasional termasuk Jakarta pada tahun 2020 ialah 8,51%.
Hal Penting Tentang Gaji UMR Pabrik Jakarta 2020
Dalam menghitung gaji karyawan, pengusaha dan perusahaan harus memikirkan komponen-komponen utama yakni gaji pokok, tunjangan karyawan tetap, tunjangan kehadiran, tunjangan lembur, PPH 21, dan BPJS atau asuransi.
Perhitungannya pun harus tepat dan disesuaikan agar tidak merugikan pihak lain. Karenanya, sebelum menentukan besaran jumlah komponen tersebut, perusahaan harus mengetahui 3 hal penting tentang kenaikan gaji UMR di Jakarta.
1. Persentase Kenaikan UMR
Setiap perusahaan wajib mengetahui dan up date tentang besaran persentase kenaikan gaji UMR di Jakarta terbaru.
Sehingga bisa mempertimbangkan besaran upah yang diberikan disertai dengan pembagian komponen-komponennya. Pada tahun 2020 ini pemerintah telah menetapkan kenaikan UMR ialah 8,51%.
2. Nominal UMR
Setelah mengetahui besaran persentase UMR, selanjutnya perusahaan juga harus mengetahui nominal UMR usai ditambahkan dengan kenaikan 8,51%. Pada tahun 2019, penetapan jumlah nominal UMR diumumkan pada tahun 2019.
Sehingga pihak perusahaan harus up date mengenai nominal UMR terbaru agar tidak terjadi kesalahan. Di tahun 2020 ini UMR di Jakarta naik 8,51% atau sebesar Rp 335.576,- menjadi Rp 4.267.349,-.
3. Sanksi yang Diberikan Apabila Tidak Mematuhi Aturan
Besaran nominal dan persentase UMR telah dibuat oleh pemerintah menggunakan perhitungan yang matang untuk mensejahterakan karyawan.
Sehingga perusahaan diwajibkan untuk mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku dari pemerintah.
Jika tidak, maka akan ada sanksi yang diberikan. Sanksi tersebut berupa sanksi pidana atau kurungan 1 hingga 4 tahun penjara. Meskipun masih jauh dari tuntutan pegawai yang meminta UMR di Jakarta adalah Rp 4.600.000,-.
Diharapkan kenaikan ini bisa memberikan kesejahteraan bagi kaum pekerja untuk bekerja lebih maksimal dan tidak tergerus inflasi nasional.
Meski belum ada pembicaraan mengenai prediksi UMR Jakarta maupun UMR di kota-kota besar lainnya, namun dengan adanya virus Corona yang menyerang tentu akan mengalami banyak perubahan.
Baca juga: Pengertian Virus Corona: Jenis, Gejala dan Cara Mencegahnya
Fakta dan Data UMR DKI Jakarta Tahun 2020
Kenaikan upah minimum regional atau UMR Jakarta tahun 2020 tentu dibuat berdasarkan ketentuan dari pemerintah. Ada undang-undang yang mengaturnya dan dijadikan pedoman untuk mengeluarkan aturan dari pemerintah serta disesuaikan dengan peraturan negara.
UMR Jakarta terbaru memiliki aturan bahwa jika tidak dipatuhi maka akan menerima sanksi. Sanksi tersebut ditujukan pada pengusaha yang memiliki buruh atau pekerja. Jika suatu perusahaan tidak mengikuti aturan kenaikan UMR ini pemilik perusahaan bisa diberikan sanksi pidana atau penjara.
Hal ini cukup membuat para pengusaha ketar ketir karena UMR naik setiap tahun. Inilah yang kemungkinan menjadi penyebab terjadinya pemutusan hubungan kerja atau PHK secara perlahan meski tidak dalam frekuensi yang besar pada waktu yang bersamaan.
Sanksi pidana penjara nya sendiri dilakukan dalam rentang waktu 1 hingga 4 tahun lamanya. Jika perusahaan beroperasi di kawasan DKI Jakarta sebaiknya perusahaan tersebut memantau perkembangan dan informasi dalam hal UMR Jakarta terutama tahun 2020.
Karena UMR merupakan pedoman utaman bagi sebuah perusahaan untuk memutuskan besaran gaji karyawan dari perusahaan tersebut. Jika sebuah perusahaan yang berada pada kawasan DKI Jakarta cukup update dengan informasi UMR maka akan terhindar dari sanksi pidana dari peraturan resminya. UMR menjadi dasar dari satu ketetapan upah pekerja.
Meskipun demikian perusahaan bisa saja menambahkan komponen lain dalam perhitungan gaji lainnya untuk karyawan. Hal ini dilakukan semata-mata demi kesejahteraan fisik dan mental karyawan perusahaan tersebut.
Karena tidak bisa dipungkiri bahwa karyawan atau buruh yang merasa sejahtera bekerja pada sebuah perusahaan, ia akan secara otomatis melakukan kontribusi dengan maksimal untuk perusahaan tempatnya bekerja.
Baca juga: 16+ Cara Membuat CV yang Menarik
Bandingkan jika sebuah perusahaan justru makin menekan karyawannya dengan upah minimum regional (UMR) yang tidak sesuai dengan beban pekerjaan karyawan.
Mereka rasanya untuk bekerja saja menjadi tidak maksimal bahkan mungkin terjadi stree dan pengunduran diri dari karyawannya. Komponen gaji yang beragam juga memerlukan usaha agar perhitungan penambahan komponennya dapat dilakukan dengan teliti.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Stres saat Bekerja
Jika tidak dilakukan dengan teliti akan menimbulkan pertanyaan komponen tersebut ditambahkan untuk apa? Kembali lagi, besaran gaji yang diterima oleh karyawan ini akan memengaruhi tingkat konsumsi pada karyawannya.
Bisa dibayangkan bahwa karyawan yang menerima gaji di bawah UMP memiliki kebiasaan konsumtif yang berada di bawah rata-rata pula mengingat kebutuhan yang banyak harus sesuai dengan gaji yang diterima.
Tetapi tingkat konsumsi yang kecil ini sebenarnya bisa dikatakan tidak baik pada suatu negara karena dapat memengaruhi gerak perekonomiannya. Tingkat konsumsi masyarakat yang minim ini menjadi tanda bahwa penjualan produk di pasaran mengalami penurunan.
Kondisi ini sudah dapat dipastikan bisa memberikan efek negatif terhadap kegiatan bisnis yang mengakibatkan perekonomian menjadi lesu. Banyaknya orang yang memperoleh gaji layak bisa meningkatkan konsumsinya sehingga bisa mendorong perekonomian.
Lagi-lagi hal ini bisa tertunda karena karyawan dengan gaji yang layak akan memiliki kecenderungan untuk menaikkan tingkat konsumsinya sesuai dengan gaji UMR Jakarta yang diterima. Kebutuhannya pun tidak lagi sebatas kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papan saja tetapi juga kebutuhan tersier lainnya.
Yang perlu diingat lagi adalah inflasi yang menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan dari perekonomian suatu negara.
Topik ini juga hangat untuk dibicarakan karena mengingat serikat buruh tetap mendesak pemerintah secara terus menerus untuk meninjau Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur tentang pengupahan karyawan pada suatu daerah.
Nyatanya peraturan tersebut yakni terkait ketetapan upah minimum regional hingga saat ini belum juga dicabut meski terus didesak. Jadi secara hukum positif ketetapan peraturannya masih berlaku dan masih sah.
Sebagai catatan bahwa upah minimum tidak sama dengan upah pokok. Berdasarkan Pasal 41 ayat (2) tentang Peraturan Pemerintah (PP) Pengupahan, upah minimum bulanan yang diterima oleh karyawan ini terdiri atas upah tunjangan atau upah pokok termasuk tunjangan tetap.
Upah pokok adalah imbalan dasar untuk karyawan yang dibayarkan menurut tingkat atau jenis pekerjaan di mana besarannya ditetapkan oleh kesepakatan. Dari ketentuan tersebut dapat disimpulkan upak pokok adalah komponen dari upah minimum.
Jika perhitungannya memang demikian, maka upah minimum dari perusahaan yang harus dibayarkan terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap dengan besaran upah pokok minimal adalah 75% dari upah minimumnya.
Hal ini sesuai dengan ketentuan perundang-undangan sebagai dasar ketetapannya. Meskipun ketetapan UMR ini diwarnai dengan segala keributan dan tuntutannya, upah minimum regional DKI Jakarta tetap menjadi yang tertinggi dari daerah lainnya.
Tetap saja adanya penyesuaian upah minimum regional atau UMR Jakarta setiap tahunnya menjadi hal penting yang perlu disoroti oleh semua pihak.
Namun, tentunya diharapkan ada kenaikan UMR Jakarta 2020 lebih besar daripada UMR Jakarta 2019 lalu agar kesejahteraan pegawai bisa direalisasikan dan kebutuhan pekerja atau buruh bisa terpenuhi.