Home » Dunia Hewan » 9 Jenis Kucing Hutan di Indonesia, Jenis Ini Boleh Dipelihara!

9 Jenis Kucing Hutan di Indonesia, Jenis Ini Boleh Dipelihara!

jenis kucing hutan

Ada 28 jenis kucing hutan yang tersebar luas di berbagai hutan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri terdapat delapan jenis yang beberapa di antaranya terancam punah.

Tidak sedikit jumlah jenis kucing hutan langka baik di Indonesia, Asia Tenggara, Amerika, Eropa yang sudah mengalami kepunahan dan masuk ke dalam daftar merah IUCN Red List of Threatened Species.

Sebagian besar, penyebab terjadinya kepunahan kucing hutan tersebut adalah akibat adanya perburuan liar oleh para pemburu.

Selain itu juga karena semakin habisnya habitat asli yang biasa si kucing tempati karena terjadi bencana alam dan dirusak kemudian dijadikan bangunan.

Kendati demikian dari seluruh jenis atau spesies kucing hutan di dunia, Bacalagers Media hanya akan membahas 9 jenis kucing hutan yang biasa dipelihara oleh manusia di Eropa, Amerika, dan Semenangjung Asia Tenggara serta beberapa di Indonesia.

Jenis Kucing Hutan yang Langka

Setidaknya ada tujuh spesies kucing hutan yang langka dan masuk ke dalam daftar hampir mengalami kepunahan.

Berikut ini adalah daftar jenis kucing hutan langka yang tidak boleh dipelihara oleh manusia, yaitu:

1. Macan Dahan Kalimantan

jenis kucing hutan

Sesuai dengan namanya, kucing liar yang berukuran sedang ini paling banyak ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatera.

Pada tahun 2006, macan dahan Kalimantan dijadikan sebagai spesies kucing yang terpisah dari kerabat dekatnya yaitu macan dahan Benua.

Nama macan dahan Kalimantan (Bornean Clouded Leopard) diberikan oleh WWF (World Wildlife Fund – Endangered Species Conservation) pada tanggal 14 Maret 2007.

Kemudian pada tahun 2008, IUCN (International Union for Conservation of Nature) mengklasifikasikan spesies macan dahan Kalimantan yang terancam punah.

Saat ini, jumlah populasi jenis kucing hutan asal Pulau Kalimantan dan Sumatera ukuran dewasa diperkirakan kurang dari 10.000 ekor yang kian menurun secara perlahan.

Sejarah

Walaupun memiliki nama “macan”, akan tetapi macan dahan Kalimantan tidak berkerabat dekat dan berbeda dengan spesies macan tutul.

Nama lain dari jenis kucing hutan yang satu ini yaitu Neofelis Diardi yang digunakan sebagai sebuah penghormatan kepada naturalis dan penjajah asal Prancis, Pierre-Medard Diard. Arti dari nama Felis Diardi adalah kucinngnya Diars.

Nama Latin

Nama latin dari macan dahan Kalimantan adalah Neofelis Diardi Borneensis yang merupakan spesies kucing liar yang memiliki ukuran tubuh sedang sampai besar.

Ciri dan Karakteristik

  • Kucing pemangsa terbesar yang ada di Pulau Kalimantan.
  • Tubuhnya kekar, besar dan tangguh.
  • Berat tubuhnya mulai dari 12 kg sampai 25 kg.
  • Memiliki panjang tubuh yang mencapai 90 cm.
  • Mempunyai gigi taring sepanjang 2 inci.
  • Memilih bulu berbentuk oval yang tidak beraturan dengan sisi tepi dan titik tengahnya berwarna hitam.
  • Ekor macan dahan Kalimantan bisa tumbuh sepanjang tubuhnya, sehingga akan membantu keseimbangannya.

Sifat atau Perilaku

  • Mempunyai kebiasaan yang tidak banyak diketahui oleh manusia.
  • Sifat alami dari jenis kucing hutan Kalimantan ini penuh dengan rahasia.
  • Tak sedikit orang yang berpendapat bahwa kucing ini merupakan makhluk penyendiri.
  • Memiliki kepiawaian memanjat ke pepohonan untuk berburu dari atas tanah dan bersembunyi.
Baca juga: Harga Kucing Hutan

2. Macan Dahan Benua

jenis kucing hutan

Kucing dahan Benua memiliki sejarah sebagai spesies atau jenis kucing hutan langka yang tersebar luar di Asia Tenggara, mulai dari daerah pegunungan di Republik Rakyat Tiongkok, Indocina, India dan Semenanjung Melayu.

Di Indonesia sendiri, kucing ini hidup di Kalimantan dan Sumatera. Namun sayangnya, sejak tahun 2006 sudah tidak lagi dianggap di dalam spesies macan dahan Benua dan telah punah di alam bebas Tiongkok.

Nama Latin

Nama latin dari macan dahan Benua adalah Neofelis Nebolosa yang merupakan jenis kucing dengan ukuran tubuh sedang.

Ciri dan Karakteristik

  • Ukuran panjang tubuhnya mencapai 95 cm.
  • Wajahnya terlihat cukup menyeramkan.
  • Memiliki bulu yang berwarna kelabu kecoklatan disertai dengan bintik-bintik hitam pada tubuhnya.
  • Pada bagian kepala macan dahan Benua terdapat bintik-bintik kecil berwarna hitam.
  • Mempunyai kaki yang relatih pendek dan telapak kaki yang berukuran besar.
  • Memiliki ekor yang panjangnya mencapai 50 cm.
  • Mangsanya berupa kera, ular, burung, rusa, bekantan, kelinci, dan mamalia kecil.

Sifat atau Perilaku

  • Merupakan hewan nocturnal atau aktif bermain dan berburu pada malam hari.
  • Memiliki kemampuan memanjat pohon dengan cepat.
  • Lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bersantai di atas pohon.
  • Kucing yang tangguh dan sangat lincah.
  • Ahli dalam melompat dari satu pohon ke pepohonan yang lainnya.
  • Suka membersihkan bulu-bulu mangsanya sebelum dimakan.

3. Kucing Merah Kalimantan

jenis kucing hutan

Kucing merah Kalimantan adalah spesies kucing liar atau hewan endemik langka asli Indonesia di Pulau Kalimantan, keberadaannya jarang ditemukan oleh manusia dibandingkan dengan jenis kucing hutan lainnya.

Pada tahun 2002, IUCN (Uni Internasional untuk Konservasi Alam) mengklasifikasikan kucing ini ke dalam spesies yang terancam punah.

Jumlah populasi efektif kucing merah Kalimantan dewasa diperkirakan jumlahnya kurang dari 2500 ekor.

Selain itu, pada tahun 2020 kembali terjadi penurunan populasi lebih dari 20% karena habitat aslinya semakin habis.

Sejarah

Pada tahun 1874, John Edward Gray pertama kali menerangkan kucing merah Kalimantan berdasarkan Binomial Badia Felis, karena dasar kulit dan tengkorak yang dikumpulkan di Sarawak pada tahun 1856.

Kucing merah Kalimantan yang memiliki nama lain dengan sebutan kucing Borneo ini, pertama kali dianggap sebagai anak kucing emas Asia.

Lalu pada tahun 1932, Regiland Innes Pocock memasukkan spesies kucing ini ke dalam Genus Monotypic Badiofelis. Kemudian pada tahun 1978, kucing ini diklasifikasikan ke dalam Genus Catopuma.

Nama Latin

Nama latin dari kucing merah Kalimantan adalah Pardofelis Badia atau Catopuma Badia, kucing ini biasa dikenal juga dengan istilah kucing Kalimantan dan atau kucing batu Kalimantan.

Ciri dan Karakteristik

  • Ukurannya lebih kecil dibanding kucing emas Asia.
  • Bulunya berwarna coklat terang dan pucat pada bagian tubuh bagian bawah yaitu di bagian kaki dan ekor kemerahan.
  • Memiliki ekor yang panjang dan meruncing pada ujungnya bergaris warna putih dan terdapat bercak-bercak hitam kecil di bagian atas ujungnya.
  • Telinganya berbentuk bulat berwarna coklat kehitaman di bagian luar dan berwarna terang pada bagian dalam.
  • Panjang tubuhnya mulai dari 49,5 cm sampai 67 cm.
  • Memiliki ekor yang panjangnya mulai mulai dari 30 cm hingga 40,3 cm.
  • Berat tubuhnya berkisar 3-4 kg.
  • Kepalanya pendek dan berbentuk agak bulat berwarna coklat gelap keabu-abuan, terdapat dua garis gelap di setiap sudut mata serta bagian tengkuk memiliki tanda seperti huruf “M”.
  • Rupa dari kucing merah Kalimantan nampak seperti Jaguarundi jenis baru.
  • Kucing yang pernah dijebak oleh kolektor hewan asal Lachau, Sarawak pada bulan Desember tahun 2003.

Sifat atau Perilaku

  • Hewan nocturnal atau aktif berburu di malam hari.
  • Mempunyai kebiasaan yang jarang terlihat oleh manusia.
  • Jenis kucing hutan yang memiliki banyak rahasia.
  • Lebih suka berada di atas pohon di dekat sungai.
  • Memiliki tubuh yang kekar dan tangguh.
  • Tangkas dalam berburu mangsanya.

4. Kucing Hutan Jawa

jenis kucing hutan

Tak banyak data sejarah yang bisa Kami temukan tentang jenis kucing hutan yang habitat aslinya berada di Pulau Jawa ini.

Walaupun kucing ini selalu disebut dengan kucing hutan, akan tetapi ia juga sering ditemukan pada kebun dan semak belukar dekat pekarangan warga pedesaan yang terpelosok.

Yang wajib Kamu ketahui adalah kucing ini masuk ke dalam spesies hewan liar yang dilindungi oleh undang-undang sejak lama.

Kamu bisa menemukan peraturan yang memuat kucing ini pada Lampiran PP No. 7 Tahun 1999 dan UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Koservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Meskipun begitu, tak sedikit orang yang di Indonesia yang memperjualbelikan kucing hutan Jawa. Biasanya harga kucing hutan Jawa asli umur 1 tahun yaitu Rp 1 juta rupiah.

Ciri dan Karakteristik

  • Fisik kucing hutan Jawa terlihat mirip dengan kucing domestik Indonesia dengan istilah kucing kampung.
  • Ukuran tubuhnya sedikit lebih besar dibandingkan dengan kucing kampung.
  • Memiliki kelincahan dan lari yang cepat.
  • Warna pada bulunya yaitu putih abu-abu gelap kecoklatan dan disertai dengan corak tak beraturan berwarna hitam.
  • Mempunyai kepiawaian melompat, berenang, dan memanjat pohon untuk berburu serta bersembunyi.
  • Makanan pokoknya berupa daging seperti kelinci, burung, ayam, tikus, ular, ikan, kadal, dan mamalia kecil lainnya.

Sifat atau Perilaku

  • Merupakan hewan aktif pada siang dan malam hari.
  • Memiliki sifat alamiah berupa liar dan lumayan ganas, sehingga susah untuk dipelihara.
  • Sebab ganas dan liar, membutuhkan tempat khusus sendiri bila ingin memelihara dan merawatnya.
  • Mempunyai keahlian berburu yang tangguh.

5. Kucing Emas Asia

jenis kucing hutan

Jenis kucing hutan yang akrab dikenal dengan nama lain kucing Emas Sumatera telah diklasifikasikan oleh IUCN ke dalam satwa liar karnivora yang terancam punah pada tahun 2008.

Kenapa? Karena habitat aslinya semakin habis, sebab hutan di Asia Tenggara sedang menjalani tingkat daerah deforestasi tercepat di dunia dan maraknya perburuan liar.

Sejarah

Kucing Emas Asia tersebar di seluruh wilayah Asia Tenggara, mulai dari Sumatera, Nepal, Tibet, India, Bhutan, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Cina Selatan ke Malaysia dan Bangladest ke Myanmar.

Habitat Kucing Emas Asia yang banyak ditemukan berada pada wilayah hutan yang masih asri disertai daerah berbatu.

Bukan hanya itu saja, spesies kucing karnivora di hutan liar ini juga banyak ditemukan oleh manusia di daerah hutan hujan tropis yang hijau asri dan daera subtropis lho.

Nama Latin

Nama latin dari kucing Emas Asia adalah Pardofelis Temmincki, syn. Catopuma Temmincki yang merupakan jenis kucing hutan yang hidup di Asia Tenggara dan mempunyai ukuran tubuh sedang hingga besar seperti macan tutul.

Ciri dan Karakteristik

  • Bentuk fisik tubuhnya memiliki ciri yang khas.
  • Panjang tubuh mulai dari kepala hingga badan mulai dari 66 cm sampai 105 cm.
  • Memiliki ekor yang cukup panjang, yakni mencapai 44 cm hingga 57 cm.
  • Berat tubuhnya mencapai 9 kg hingga 16 kg atau setara dengan 2 atau 3 kali lipat dari berat kucing kampung dan persia.
  • Warna bulunya beragam, mulai dari merah coklat keemasan, coklat tua kayu manis pucat, dan abu-abu kehitaman.
  • Terdapat garis-garis warna putih hitam pada pada pipi sampai atas kepala.
  • Telinganya berwarna hitam disertai abu-abu pada tengahnya.
  • Memiliki varian dengan bintik-bintik warna hitam seperti macan tutul yang ditemukan di Cina.

Sifat atau Perilaku

  • Satwa nocturnal atau aktif bermain dan berburu di malam hari.
  • Bisa memanjat pepohohan dengan cepat bila diperlukan.
  • Mangsa buruannya berupa burung, tikus besar, reptil, rusa sambar muda dan muntjacs.
  • Bertubuh besar dan kekar serta lari yang lincah.
  • Memiliki kemampuan merobohkan mangsa buruan yang ukurannya lebih besar darinya, seperti kerbau domestik dan ghoral.
  • Kucing yang suka traveling atau bepergian antara 55 m hingga 9 km dalam satu hari.
  • Kucing Emas Asia memiliki suara mendesis, mengeong, mendengkur, mengeram dan menggelegak.
  • Kucing yang unik yaitu suka meludah.
  • Memiliki cara berkomunikasi yang tak jauh berbeda dengan kucing kampung.
  • Suka menandai area kekuasaan dengan aroma khas dan menyemprokan urin.
  • Senang Menggaruk pepohonan dan kayu sambil mengasah cakarnya serta menggosok kepalanya di berbagai objek.

6. Kucing Hutan Bakau

jenis kucing hutan

Selain mencegah instrusi air laut, mencegah terjadinya erosi dan abrasi pantai, menstabilkan daerah pesisir pantai, dan pembentukan pulau, hutan bakau (hutan mangrove) adalah habitat dari populasi kucing bakau.

Kucing bakau adalah hewan liar hutan mangrove yang dilindungi oleh undang-undang di Indonesia pada Peraturan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Sejarah

Pada tahun 2008, jenis kucing hutan bakau yang hidup di Asia Selatan dan Asia Tenggara ini telah diklasifikasikan oleh IUCN sebagai salah satu spesies hewan liar langka yang terancam punah.

Sebab, habitat aslinya semakin habis karena dirusak, diubah dan dijadikan pertanian, tambak, pemukiman masyarakat serta wisata hutan mangrove.

Sehingga selama satu dekade terakhir, populasi kucing bakau semakin menurun drastis yang berada di sepanjang sungai dan rawa-rawa hutan bakau.

Nama Latin

Nama latin dari kucing bakau adalah Prionailurus Viverrinus (Fishing Cat) yang merupakan kucing liar berukuran sedang dan banyak ditemukan di wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan.

Ciri dan Karakteristik

  • Ukuran fisiknya lebih besar 2x lipat dari kucing domestik.
  • Merupakan kucing terbesar dari spesies kucing Prionailurus.
  • Memiliki wajah memanjang dengan hidung khas yang datar.
  • Bagian bawah tubuhnya berwarna putih.
  • Telinga bagian belakang memiliki warna hitam dengan bintik-bintik putih di tengahnya.
  • Terdapat sepasang garis berwarna gelap di sekitar lehernya.
  • Mempunyai corak cincin berwarna hitam di ekornya.
  • Panjang kepala hingga badan berkisar 57 cm hingga 78 cm.
  • Ekornya terbilang cukup pendek, yaitu hanya 20-30 cm.
  • Berat badannya mulai dari 5 kg sampai 16 kg.
  • Bulu di sekujur tubuhnya terdapat bintik-bintik hitam dan 6-8 garis berwarna hitam atau gelap mulai dari belakang mata sampai ke tengkuknya.
  • Di bagian bawah tubuh, bulunya panjang dan lebat (long hair) serta dilapisi dengan bintik-bintik.
  • Makanan utamanya adalah ikan yang berada di perairan dangkal, selain itu juga berupa katak, unggas air, udang, tikus, burung, dan bahkan anak rusa.

Sifat atau Perilaku

  • Memiliki keahlian berenang dan penyelam yang handal.
  • Ahli dalam berburu mangsanya dengan cara berenang dan menyelam.
  • Tak jauh berbeda dengan macan tutul, kucing bakau sangat ahli dalam pengintaian semua mangsanya.
  • Mempunyai kemampuan berlari yang cepat dan lincah.

7. Kucing Batu

jenis kucing hutan

Sejak tahun 2002, IUCN telah mengklasifikasikan kucing batu sebagai jenis kucing hutan yang rentan atau terancam mengalami kepunahan.

Total jumlah populasi efektif spesies kucing hutan umur dewasa ini dilaporkan kurang dari 10.000 ekor, sedangkan jumlah populasi tunggah yang telah mengalami kematian berjumlah lebih dari 1000 ekor.

Sejarah

Pada awal mulanya, kucing batu dianggap sebagai garis keturunan kucing besar (pantherine) seperti harimau.

Hasil analisis dari genetik kucing ini menunjukkan bahwa ia merupakan kerabat dekat kucing Emas Asia dan kucing merah Kalimantan.

Nama Latin

Nama latin dari kucing batu adalah Pardofelis Marmorata yang merupakan kucing liar berukuran kecil sampai sedang yang hidup di wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan.

Ciri dan Karakteristik

  • Berat tubuh kucing batu dapat tumbuh mencapai 5 kg.
  • Mempunyai ekor yang panjangnya 35 cm sampai 55 cm.
  • Memiliki tubuh dengan ukuran sepanjang 46 cm hingga 62 cm.
  • Bulunya sendiri memiliki warna yang khas, yaitu coklat keabu-abuan, hitam dan kuning, yang mirip sekali dengan macan dahan atau kucing dahan.

Sifat atau Perilaku

  • Merupakan hewan nocturnal alias satwa liar yang aktif di malam hari untuk bermain dan berburu.
  • Ia sangat senang berburu mangsa berupa hewan kecil contohnya seperti reptil, tikus, kelinci, tupai, burung, dan lainnya.

Jenis Kucing Hutan yang Boleh Dipelihara di Rumah

Bagi Sahabat Dunia Hewan Bacalagers Media yang ingin memelihara satwa liar yang dilindungi ini (kecuali kucing bengal), pastikan mendapatkan surat izin resmi pelihara hewan langka dilindungi dari pemerintah atau BKSDA setempat.

Meskipun memelihara hutan terbillang tidak terlalu sulit, Kamu wajib mengetahui semua cara merawat kucing hutan agar sehat yang baik dan benar bagi pemula sesuai peraturan yang berlaku.

Berikut ini adalah daftar jenis-jenis kucing hutan yang dapat dipelihara di Indonesia, antara lain:

1. Kucing Congkok

jenis kucing hutan

Pada tahun 2002, IUCN (International Union for Conservation of Nature) telah mengklasifikasikan kucing ini ke dalam spesies berisiko rendah dari kepunahan.

Hal tersebut terjadi dikarenakan pendistribusian secara meluas di berbagai wilayah, akan tetapi bukan tidak mungkin dapat terancam punah akibat habitat asli semakin hilang dan menjadi perburuan ilegal yang terjadi di beberapa wilayah.

Sejarah

Kucing congkok memiliki sebutan istilah lain yaitu kucing kuwuk yang dalam bahasa inggrisnya adalah Leopard Cat, sebab mempunyai ciri khas di tubuhnya berupa bintik-bintik dan garis hitam seperti macan tutul.

Penyebaran spesies kucing ini sangatlah luas, kucing kecil Asia jenis ini tersebar di wilayah Kepulauan Sunda di Indonesia, Amur di Rusia Timur sampai menuju ke Semenanjung Korea, China, Indochina, Subkoninten India, ke Barat di Utara Pakistan, dan ke Selatan di Filipina.

Kucing kuwuk atau kucing congkok banyak ditemukan hidup di kawasan agrikultural, baik hutan hujan tropis abadi, perkebunan.

Selain itu juga hidup di daerah atas permukaan laut, hutan peluruh subtropis, dan hutan konifer beriklim sedang di kaki bukit Pegunungan Himalaya pada ketinggian di atas 1000 m.

Nama Latin

Nama latin dari kucing congkok atau kucing kuwuk adalah Prionailurus Bengalensis yang merupakan spesies kucing hutan berukuran tubuh yang kecil dan cukup menggemaskan.

Ciri dan Karakteristik

  • Tubuhnya memiliki ukuran lebih ramping dan panjangnya setara dengan kucing domestik Jawa (kucing kampung).
  • Mempunyai kaki yang panjang disertai selaput tebal di antara jari-jari kakinya.
  • Ciri khas dan karakteristik kucing ini juga terdapat pada kepala yang terdapat dua garis-garis warna hitam dan gelap.
  • Mempunyai berbagai macam warna pada bulunya, pada umumnya yaitu coklat kekuningan.
  • Di wilayah Utara, terdapat juga kucing ini yang berwarna abu-abu perak pucat.
  • Berat tubuhnya mulai dari 0,55 kg sampai 3,8 kg, bahkan di Tiongkok mencapai 7,1 kg.
  • Memiliki panjang tubuh dari kepala hingga ekor mencapai 75 cm.
  • Tinggi bahu kucing ini sekitar 41 cm.

Sifat atau Perilaku

  • Hewan nocturnal atau aktif berburu di malam hari.
  • Kucing ini bertahan hidup dengan cara berburu hewan-hewan kecil.
  • Mempunyai keseimbangan fisik yang bagus dan kuat untuk membantunya dalam berburu di dalam kegelapan malam.

2. Kucing Hutan Norwegia

jenis kucing hutan

Sama seperti kucing persia dan kucing domestik rumahan pada umumnya, salah satu jenis kucing hutan yang boleh dipelihara di rumah atau di Indonesia ini mempunyai sifat alami yang ramah, lemah lembut dan baik terhadap keluarga.

Kucing hutan Norwegia mempunyai kelemahan berupa dapat terserang penyakit ginjal dan hati. Pada umumnya, umur spesies kucing besar asal Norwegia, Eropa Utama ini berkisar antara 14-16 tahun.

Di Amerika Serikat, harga kucing hutan Norwegia mulai dari $550 – $800 atau setara dengan Rp 7 juta – Rp 11 juta rupiah.

Sejarah

Istilah kucing hutan Norwegia dalam bahasa Inggris yaitu Norwegian Forest Cat adalah salah satu jenis ras kucing alami yang berasal dari daerah bernama Norway.

Nenek moyang dari salah satu jenis kucing ras alami ini diduga berasal dari hutan-hutan di daerah Norwegia dan Skandinavia dan sudah ada sejak sekitar 4000 tahun yang lalu, diperkirakan bahwa nenek moyangnya ialah kucing Eropa Selatan.

Selain itu, tak sedikit orang yang menduga bahwa kucing hutan Norway merupakan keturunan kucing berbulu panjang dari Turki, lalu dibawa kembali dari Byzantium oleh para prajurit Skandinavia yang melayani Kekaisaran Bizantium pada masanya.

Tak banyak sejarah yang bisa diungkap dari kucing ini, ada juga yang mengatakan jika kucing hutan Norwegia adalah hewan peliharaan para bangsa Viking yang biasa disebut sebagai “Kucing Peri”.

Pada awal abad ke-16, kucing hutan Norwegia yang mempunyai nama lain dengan istilah kucing Norway Skogkatt ini digambarkan sebagai kucing berbadan besar dengan kaki yang panjang.

Pada tahun 1930-an, ada sebuah asosiasi yang didirikan dengan tujuan untuk memelihara kucing ras hutan Norwegia.

Mulai sejak perang dua II hingga tahun 1970, asosiasi tersebut dibubarkan dan tidak pernah diwujudkan kembali.

Kemudian pada bulan Desember tahun 1975, sekelompok peternak kucing Norwegia mendirikan sebuah klub bernama Norwegian Forest Cat yang bertujuan untuk menyelamatkan keturunan dan membuat program perkembangbiakan ras kucing hutan Norwegia.

Selanjutnya pada tahun 1977, spesies kucing hutan Norwegia diterima untuk mengikuti kontes kucing. Hingga tahun 1990 para peternak kucing semakin bekerja dengan tekun untuk menemukan contoh yang bukan merupakan keturunan dari kucing hutan Norwegia.

Pada saat itulah kemudian para peternak kucing melakukan pendaftaran sertifikasi kucing ras oleh sebuah panel yang terdiri dari beberapa juri internasional.

Setelah dibantu oleh sebuah komunitas kucing yang bernama Carl-Fredrik untuk pendaftaran dan pengakuan, pada tahun 1970-an kucing hutan Norwegia terdaftar sebagai Breed pada European Federation Internationale Feline.

Kemudian pada tahun 1993, kucing dengan bulu yang memesona ini kembali diakui oleh Cat Fanciers Association.

Sehingga kucing hutan Norwegia mempunyai tujuh sertifikat standar ras kucing internasional, yaitu TICA, FIFe, CFA, ACF, CCA, AACE, dan ACFA/CAA.

Nama Latin

Sayangnya, Kami tidak bisa menemukan data terverifikasi tantang apa nama latin dari kucing hutan Norwegia karena keterbatasan data sejarah yang ada.

Ciri dan Karakteristik

  • Memiliki keunikan pada bulunya, yaitu akan menjadi panjang dan tebal saat musim dingin tiba, lalu rontok dan menipis disaat musim semi tiba.
  • Bulu kucing hutan Norwedia warna gelap cenderung punya bulu yang lebih pendek daripada yang berwarna terang.
  • Merupakan spesies kucing hutan berbadan jumbo.
  • Mempunyai badan yang kuat, kaki yang panjang dan bulu ekor yang mengembang.
  • Cakar kukunya sangat kuat, sehingga dapat memanjat dengan mudah.
  • Berat tubuh jantan dapat tumbuh mencapai 10 kg, sedangkan betina ukurannya lebih kecil.
  • Bulunya tahan dengan air.
  • Cerdas dan mandiri (mudah mengerti jika dilatih).
  • Memiliki tingkat kewaspadaan yang sangat baik terhadap calon mangsanya.
  • Dapat berburu dengan sangat baik dan cepat.

Sifat atau Perilaku

  • Kucing yang pendiam.
  • Jarang mengeluarkan suara, ketika tinggal bersama anjing dapat mengeluarkan suara yang keras.
  • Hewan yang ramah, baik dan manja.
  • Mudah beradaptasi dengan manusia.
  • Lebih suka atau senang di luar rumah.
  • Jenis kucing yang suka dipangku.
  • Akan cerewet saat apa yang diberikan tapi tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya.
  • Suka membantu untuk menjaga rumah dan mengusir tikus.

3. Kucing Bengal (Blacan)

jenis kucing hutan

Menurut Wikipedia Indonesia, kucing bengal adalah spesies kucing keturunan ketiga dari hasil kawin silang atau persilangan antara kucing ras American Shorthair dengan kucing Asian Leopard.

Walaupun tergolong sebagai jenis kucing hutan yang boleh dipelihara di rumah, kucing bengal berasal dari California, Amerika Serikat yang banyak disukai oleh manusia sebagai hewan peliharaan.

Prosedur sederhana dalam perawatan kucing bengal atau kucing blacan ini terbilang khusus, sebab harus digosok menggunakan sikat yang halus secara lembut.

Saat ini, jumlah populasi kucing bengal terbilang sudah lumayan banyak di seluruh dunia. Meskipun begitu, harga kucing bengal tetap tergolong mahal yaitu mulai dari Rp 10 juta hingga mencapai Rp 40 juta rupiah per ekornya.

Hingga dewasa ini, kucing bengal di seluruh dunia biasanya telah mengikuti berbagai sertifikasi internasional (breed) seperti TICA, FIFe, ACF, GCCF, AACE, dan ACFA/CAA.

Sejarah

Pada awal mulanya, seseorang yang berprofesi sebagai ahli genetik bernama dr. Centerwall menginginkan kucing domestik Amerika jenis baru yang berpola Spotted Wild Cat.

Kemudian dr. Centerwall mengawinkan silang antara jenis kucing ras American Shorthair dengan kucing Asian Leopard, lalu anak betina hasil perkawinan silang tersebut dikawinkan kembali dengan ayahnya, sehingga lahirnya seekor kucing ras jenis baru yang bernama Kucing Bengal.

Nama Latin

Nama latin dari kucing bengal adalah Leopard Cat iaitu Felinebengalenis, kucing ini juga sering disebut dengan nama Bengal Tiger Cat.

Tetapi, tak banyak orang yang tahu bahwa nama julukan umumnya ialah Blacan.

Ciri dan Karakteristik

  • Memiliki ukuran tubuh yang tegak dan panjang.
  • Otot-otot pada tubuhnya tergolong kuat.
  • Postur tubuhnya gagah, besar dan atletis.
  • Berat badan kucing bengal jantan dapat mencapai 10 kg dan untuk betinya mulai dari 4 kg sampai 5 kg.
  • Memiliki pola warna tubuh yang khas yaitu coklat cinnamon disertai totol-totol atau bintik-bintik kehitaman yang menyebar di sekujur tubuhnya.
  • Panjang ekornya mencapai 30 cm dan terdapat garis-garis berwarna hitam.
  • Lehernya berotot dan besar yang seimbang dengan kepalanya yang besar dan panjang.
  • Kulit pada hidungnya berwarna merah bergaris luar hitam.
  • Telinganya pun berbentuk meruncing ke atas.
  • Memiliki mata yang bulat dan lebar serta berwarna amber atau hijau.
  • Terdapat garis horizontal berwarna hitam pada bagian pundaknya.

Sifat atau Perilaku

  • Kucing yang aktif dan cerdas.
  • Tidak takut air dan sangat suka mandi serta berendam bersama ownernya.
  • Lincah dan suka bermain.
  • Ahli memanjat dan berkelahi.
  • Suka mengeluarkan suara mendengkur dan senang berkomunikasi dengan manusia.
  • Memiliki kepiawaian dalam memijat.

Memelihara kucing hutan di rumah terbilang tidak terlalu sulit tetapi juga tidak cukup mudah, terdapat persyaratan khusus yang harus Kamu penuhi.

Selain itu, tidak semua spesies kucing hutan di atas dapat dipelihara. Setelah mengumpulkan dan mengolah data yang tersebar Internet, menurut Kami hanya tiga jenis kucing hutan yang boleh dipelihara di rumah, yaitu kucing bengal, kucing hutan Norwegia dan kucing kuwuk (congkok).