Sebagai warga negara Indonesia tentunya harus tahu tentang sejarah Istana Negara dan Istana Merdeka, bukan? Keduanya merupakan bangunan bersejarah bagi bangsa Indonesia sejak masa penjajahan sampai sekarang ini.
Kedua bangunan yang ada di Jakarta ini merupakan pusat pemerintahan Indonesia dari dulu sampai sekarang. Apakah kamu tahu bagaimana sejarah dari kedua bangunan ini?
Sejarah Istana Negara dan Istana Merdeka
Untuk menambah pengetahuan kamu di sini akan dijelaskan bagaimana sejarah dan fungsi dari kedua bangunan ini.
Fungsi dan Sejarah Istana Negara Dulu Sampai Sekarang
Istana Negara ada di Jakarta Pusat tepatnya ada di Jalan Veteran menghadap Sungai Ciliwung yang merupakan sungai paling terkenal dan terbesar di Jakarta.
Antara Istana Negara dan Istana Merdeka berada dalam satu kompleks dan saling membelakangi. Kedua istana ini hanya dibatasi oleh halaman tengah.
Kompleks Istana Negara yang ada di Jakarta ini terdiri dari beberapa bangunan yang digunakan sampai sekarang ini.
Bangunan yang ada di kompleks Istana Negara di antaranya yaitu Wisma Negara, Kantor Presiden, Museum Istana, dan Masjid Baiturrahman.
Sejarah Pembangunan dan Penggunaan Istana Negara
Istana Negara Jakarta yang saat ini menjadi pusat pemerintahan Indonesia pada mulanya adalah sebuah rumah milik J. A. Van Braam yang dibangun pada tahun 1796. Pembangunan rumah ini dilakukan selama 8 tahun pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Baru pada tahun 1816 rumah ini diambil alih oleh Pemerintahan Belanda.
Setelah diambil alih oleh Pemerintah Belanda bangunan ini dijadikan sebagai rumah Gubernur Jenderal Hindia Belanda atau sering disebut dengan “Hotel Gubernur Jenderal”.
Bangunan Istana Negara ini awalnya adalah bangunan tingkat 2 yang digunakan sebagai rumah. Baru pada tahun 1848 bangunan ini direnovasi menjadi bangunan lantai 1 dengan gaya lebih resmi.
Pada pemerintahan Kolonial Belanda bangunan Istana Negara sudah menjadi pusat pemerintahan dan digunakan untuk berbagai pertemuan penting. Setelah Indonesia merdeka, Istana Negara tetap digunakan sebagai pusat pemerintahan. Berbagai perjanjian penting pada masa transisi pemerintahan Indonesia juga terjadi di Istana Negara Ini.
Bagian dan Arsitektur Istana Negara
Gaya bangunan Istana Negara tidak banyak berubah dari mulai awal dibangun sampai sekarang ini. Arsitekturnya bergaya Yunani Kuno dengan 14 pilar besar yang ada di bagian depan istana. Secara umum Istana Negara terdiri atas dua bangunan besar yaitu ruang untuk upacara dan ruang untuk jamuan.
Ruang untuk upacara lebih luas dibandingkan dengan ruang untuk jamuan. Di dalam ruang untuk upacara bisa menampung sampai 1000 orang jika berdiri dan 350 orang jika duduk. Sedangkan di ruang jamuan hanya mampu menampung sampai dengan 150 orang saja.
Di antara ruang upacara dan ruang jamuan terdapat koridor yang di sisinya terdapat ruangan khusus. Ruangan khusus ini terdiri dari ruang kerja presiden dan ruang tunggu tamu kepresidenan. Dulu ruangan ini merupakan tempat penyimpanan benda pusaka kepresidenan.
Fungsi Istana Negara Saat Ini
Fungsi Istana Negara dulu dan sekarang tidak jauh berbeda. Sekarang ini Istana Negara difungsikan sebagai pusat dari pemerintahan Negara Indonesia dan tempat diselenggarakannya berbagai cara resmi kenegaraan.
Istana Negara yang ada di Jakarta ini menjadi tempat untuk pelantikan dan jamuan nasional maupun internasional. Sebagai pusat pemerintahan, Istana Negara selalu dijaga ketat dan tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam.
Lihat juga: Terbentuk Sejak 19 Tahun lalu, Begini Sejarah Wikipedia yang Harus Kamu Ketahui
Fungsi dan Sejarah Istana Merdeka Dulu Sampai Sekarang
Banyak orang yang menyamakan antara Istana Negara dengan Istana Merdeka, mungkin kamu juga termasuk salah satunya.
Sebenarnya Istana Merdeka berbeda dengan Istana Negara, hanya saja Istana Merdeka merupakan perluasan dari Istana Negara. Alamat Istana Merdeka ada di Jl. Merdeka Utara tepatnya di depan Monas atau Monumen Nasional.
Sejarah Pembangunan dan Penggunaan Istana Merdeka
Istana Merdeka sempat berganti nama beberapa kali sejak pemerintahan Kolonial Belanda, Jepang, sampai saat ini. Pada mulanya istana ini bernama Istana Paleis te Koningsplein atau Istana Koningsplein yang dibangun tahun 1869 sebagai perluasan Istana Negara atau Istana Rijswijk. Istana ini diresmikan pada tahun 1879 dengan biaya sekitar 360 ribu Gulden.
Masyarakat juga menyebut istana ini sebagai Istana Gambir karena banyaknya tanaman gambir di sini. Ketika Jepang menjajah istana ini dijadikan sebagai tempat tinggal Saiko Shikikan yang merupakan pemimpin tertinggi Jepang di Indonesia. Jepang menggunakan Istana Merdeka dan Istana Negara sebagai tempat tinggal sekaligus pusat pemerintahan.
Sejak Indonesia merdeka, istana ini mempunyai peranan penting salah satunya yaitu sebagai tempat pengakuan kedaulatan dari Belanda atas Negara Republik Indonesia Serikat pada tahun 1947. Semenjak pengakuan kedaulatan ini Presiden Soekarno beserta keluarganya pindah dari Yogyakarta ke Jakarta dan tinggal di Istana Merdeka.
Sejak saat itu pula Istana Merdeka dijadikan sebagai tempat upacara detik-detik proklamasi Negara Republik Indonesia sampai saat ini.
Fungsi Istana Merdeka dari Dulu Sampai Saat Ini
Fungsi Istana Merdeka sempat berubah-ubah seiring bergantinya presiden di Indonesia. Pada masa pemerintahan Soekarno Istana Merdeka digunakan sebagai tempat tinggal presiden bersama dengan keluarganya.
Presiden Indonesia yang benar-benar menggunakan Istana Merdeka sebagai tempat tinggal adalah Presiden Soekarno, Abdurrahman Wahid, dan Joko Widodo.
Presiden lainnya lebih memilih kediamannya masing-masing sebagai tempat tinggal, sedangkan Istana Merdeka hanya dijadikan sebagai kantor kepresidenan.
Sekarang, Istana Merdeka dijadikan sebagai tempat upacara kemerdekaan dan tempat penyimpanan benda pusaka Indonesia. Saat ini Istana Merdeka tidak menjadi tempat tinggal presiden karena Joko Widodo memilih tinggal di Istana Bogor.
Pada masa pemerintahan Soeharto, Istana Merdeka dibuka untuk umum. Namun sejak pemerintahan Abdurrahman Wahid, Istana Merdeka sudah tertutup untuk umum karena dijadikan sebagai tempat tinggal.
Baru pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono terdapat program Istura atau Istana untuk Rakyat. Melalui program ini Istana Merdeka dibuka untuk umum pada akhir pekan saja. Namun sayangnya program ini tidak dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya.
Desain dan Arsitektur Istana Merdeka
Presiden yang selalu berganti-ganti membuat desain interior Istana Merdeka juga sempat berubah-ubah. Beberapa ruangan beralih fungsi dan digunakan sesuai dengan kebutuhan presiden pada masa itu.
Istana Merdeka mempunyai halaman yang cukup luas dan halaman depannya terdapat pohon salam. Pohon ini ditanam oleh suami Megawati Soekarno Poetri pada saat menjabat sebagai Presiden keempat Indonesia. Keberadaan pohon salam ini digunakan sebagai tempat tinggal burung yang sering singgah ke Istana Merdeka.
Di halaman Istana Merdeka juga terdapat arca yang merupakan peninggalan dari Presiden Soekarno. Salah satu arca yang cukup langka adalah Arca Dhyani Boddhisatwa yang merupakan arca dari abad 9 yang ditemukan di Jawa Tengah.
Pada masa pemerintahan Soekarno ada sebuah lambang yang memberikan tanda keberadaan Presiden Soekarno jika berada di Istana Merdeka.
Bendera kuning dengan bintang besar di tengahnya menjadi tanda bahwa presiden ada di tempat. Namun sejak pemerintahan Soeharto kebiasaan ini sudah tidak dilakukan kembali.
Sejarah istana ini memang penuh makna bagi bangsa Indonesia. Keberadaan dua Istana ini sangat penting dari masa ke masa dan menjadi pusat dari pemerintahan Indonesia.
Informasi tentang sejarah Istana Negara dan Istana Merdeka ini tentunya tidak akan kamu baca sendiri, bukan? Kamu bisa langsung membagikannya di sosial media agar seluruh masyarakat Indonesia tahu sejarah dari istana yang menjadi pusat pemerintahan Indonesia.