Pasti Anda semua sudah familiar dengan lembaga UNICEF yang berada di naungan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Fokus dan Kontribusi UNICEF sebagai organisasi sosial internasional ini terbentuk dengan latar belakang dan tujuan yang jelas dan tepat sasaran.
Lembaga yang dibentuk tahun 1946 ini dengan fokus tertentu yang terbagi dalam empat bidang. Semuanya mengarah pada pendidikan, anak-anak dan wanita. Sebelum membahas fokus dan kontribusi unicef indonesia lebih lanjut, baiknya kita ketahui dulu empat bidang yang menjadi fokus utamanya.
4 Bidang yang Menjadi Fokus dan Kontribusi UNICEF
Sama seperti organisasi pada umumnya, UNICEF mempunyai fokus perhatian terhadap empat bidang. Perhatiannya fokus memperjuangkan hak anak yang direalisasikan lewat pembentukan Konvensi Hak Anak oleh Komisi HAM PBB atas usulan dari UNICEF sendiri.
Empat bidang yang menjadi program kerjanya adalah pendidikan, peningkatan harapan hidup anak, pemberantasan kekerasan dan eksploitasi anak, dan perhatian pada kerugian sipil atau bencana yang berakibat kepada anak-anak. Dalam melakukan kerjanya tersebut, UNICEF membuka program donasi dan ada para donatur tetap dari kalangan umum di berbagai negara.
Untuk bidang pertama yaitu pendidikan, UNICEF meyakini pendidikan adalah hal yang mendasar dan mampu mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, pemberantasan kemiskinan, peningkatan kesehatan, dan berbagai hal lainnya. UNICEF memandang bahwa sebagian besar persoalan pendidikan dunia adalah tentang pendidikan lingkungan bermain dan kesetaraan gender.
Lewat program pendidikan yang digagasnya, sampai tahun 2015 terhitung ada 69% dari seluruh negara di dunia yang sudah berhasil melaksanakan proyek kesetaraan gender berbasis pendidikan di sekolah untuk memberantas beragam bentuk diskriminasi. Program pendidikan yang intensif juga diberlakukan untuk peningkatan kapasitas individu serta pengentasan kemiskinan.
Program kedua yaitu young child survival and development yang fokusnya meningkatkan angka harapan hidup anak di dunia. Tercetusnya program ini didasari kasus peningkatan kematian balita di dunia, seperti halnya sekitar 12 juta balita di dunia meninggal pada tahun 1990. Dilatarbelakangi kasus ini, UNICEF membuat program Millenium Development Goal (MDG).
Program MDG (Millenium Development Goal) adalah sebuah program peningkatan angka harapan hidup anak yang terbukti mampu menurunkan angka kematian balita menjadi sejumlah 6,6 juta anak pada tahun 2012. Angka kematian ini menurun sekitar setengahnya dari jumlah kematian balita di tahun 1990.
Fokus kerjanya yang ketiga adalah dalam bidnag protection and social inclusion mengenai pemberantasan kekerasan serta eksploitasi anak. UNICEF mempunyai gerakan penolakan atas pernikahan dini di India, pemberdayaan anak remaja sebagai agen perubahan serta perdamaian di Burundi, mendirikan komunitas perlindungan anak di Myanmar, dan masih banyak lagi.
Poin keempat fokus kerjanya adalah dalam bidang emergency aid and humanitarian action yang didasari oleh perhatian UNICEF pada kerugian sipil ataupun bencana yang berpengaruh kepada anak-anak. Fokus ini berperan aktif mendorong terciptanya kesejahteraan ibu dan anak, khususnya di berbagai negara yang sedang bermasalah dan negara-negara berkembang.
UNICEF memberikan bantuan kemanusiaan dalam bidang kesehatan dan gizi, air serta kebersihan lingkungan, perlindungan, dan pendidikan HIV/AIDS untuk ibu dan anak di seluruh belahan dunia. Untuk meningkatkan efektivitas kerjanya, UNICEF juga meminta negara yang tergabung untuk menyetorkan laporan berkala tentang status hak anak di negaranya.
Kontribusi UNICEF Sebagai Organisasi Internasional
Melihat dari semua fokus yang dijalankannya, UNICEF berkontribusi banyak dalam hal memperjuangkan pendidikan dan hak anak. Organisasi ini juga mempromosikan dan mewujudkan perdamaian dan toleransi di berbagai belahan dunia yang sedang bermasalah karena konflik. Keadilan sosial, ekonomi, gender, serta politik, juga dipromosikan agar mencegah konflik.
Dalam menyukseskan setiap program kerja yang menjadi fokusnya, UNICEF didanai oleh Dewan Besar Ekonomi dan Sosial dari PBB. Akan tetapi, pembiayaan ini belum mampu menutupi segala proyek UNICEF.
Hal ini disebabkan karena dewan ekonomi dan sosial PBB tidak hanya memberi dana kepada sub organisasi ini saja, namun juga ke organisasi lain di bawah naungannya.
Untuk itu, kontribusi UNICEF dalam menjalankan setiap kegiatan di dalam program kerjanya dibantu dengan donatur tetap. UNICEF sudah membuka jalur penggalangan dana yang bersifat privat.
Meski demikian, penggalangan dana yang cukup besar ternyata menimbulkan persoalan terkait keberlangsungan program jangka panjang, orientasi program, dan efektivitasnya.
Apalagi, seringkali program yang dilakukan UNICEF ini hanya untuk jangka pendek saja, jarang sekali ada keberlanjutan yang mampu diintegrasikan.
Meskipun kemudian permasalahan terkait sumber pendanaan ini terbilang mampu ditangani oleh UNICEF melalui adanya pembukaan donasi umum, sehingga membantu program kerja UNICEF itu sendiri dan ketahui Info tentang Cara Berhenti Donasi Unicef bagi para donatur tetap yang rutin berdonasi dan ingin stop berdonasi di Unicef Indonesia.
Comments are closed.