BACALAGERS MEDIA, Jakarta – Mantan Presiden Indonesia ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah sosok muslim taat agama yang menjunjung tinggi keberagaman dalam beragama dan memiliki selera humor menarik.
Disadur dari Buku Mati Tertawa Bareng Gus Dur, junjungan terhadap keberagaman agama di Indonesia dibuktikan oleh dia dalam salah satu guyonannya mengenai tokoh umat beragama.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jaktim dan Jaksel Hujan Disertai Petir Pada Sore Hari
Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama, kata mantan Presiden RI ke-4 ini, sebaiknya diterima karena itu bukan sebuah masalah.
Apabila sudah dapat menerima perbedaan maka bakal lebih terbuka dalam berdialog, bahkan kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang dilontarkan seorang pendeta, biksu dan kiai.
“Pendeta mengatakan; Kami dekat sekali dengan Tuhan. Jadi kami memanggil Tuhan Anak, Tuhan Bapak. Si Biksu menimpali; Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi Om. Lha bagaimana dengan Anda, pak kiai? Pak kiai menjawab; Boro-boro deket, manggil-nya aja mesti pake menara,” urai Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.
“Saya tadi kan tak bilang dia korupsi, Saya hanya bilang teroris,” jawabnya enteng.
Baca juga: Ini Dia 7 Tempat Vaksin di Bekasi, Jadwal Lengkap, Jenis dan Jumlah Kuota Per Hari