BACALAGERS MEDIA, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI buka suara soal harga tes Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19 yang lebih mahal di pasaran, dibanding tes usap Antigen.
Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penentuan harga tes PCR yang saat ini beredar sudah berdasarkan hasil kajian tim ahli.
“Inti tentunya sudah melewati konsultasi berbagai pihak saat menentukan harga tertinggi pemeriksaan PCR,” kata Nadia kepada CNNIndonesia.com, Jumat (13/8/2021).
Kemenkes sudah menentukan batas harga tertinggi tes PCR Covid-19 saat ini di kisaran Rp 500-900 ribu.
Jumlah tersebut terbilang jauh lebih mahal ketibang tarif tes PCR di India yang kini telah diturunkan menjadi Rp 95 ribu semula dari Rp 150 ribu.
Mahalnya harga PCR di Indonesia pun disorot dokter sekaligus musisi, Tompi.
Lewat akun Twitternya @dr_tompi, dia mengatakan harga PCR di Indonesia terlalu mahal.
“Harga PCR atau swab harus semurah-murahnya!!! Negara harus hadir memastikan ini. Kenapa negara lain bisa lebih murah dari kita saat ini? Bukankah beli bayam 100 selalu lebih murah dari beli bayam 10. Ayo lah Bisa! Mohon kendalinya Pak Jokowi,” ujarnya, Rabu (11/8/2021).
Nadia menjelaskan, tingginya biaya tes PCR disebabkan oleh komponen pembentukan harga yang sudah dikaji oleh tim.
Walau begitu, pihaknya mengaku tetap membuka masukan dari berbagai pihak soal kemungkinan menurunkan harga.
“Sangat membantu untuk masukan ya,” pungkasnya.