Experiential marketing adalah metode pemasaran baru yang dikenal melalui buku yang ditulis oleh Bern H. Schmit berjudul: Experiential Marketing: How to Get Customers to Sense, Feel, Think, Act and Relate to Your Company and Brands.
Experiential marketing adalah suatu usaha yang digunakan oleh perusahaan atau pemasar untuk mengemas produk sehingga mampu menawarkan pengalaman emosi hingga menyentuh hati dan perasaan konsumen. Dengan adanya experiential marketing, pelanggan akan mampu membedakan produk dan jasa yang satu dengan lainnya karena mereka dapat merasakan dan memperoleh pengalaman secara langsung.
Karakteristik Experiential Marketing
Experiental marketing ada dimana-mana dalam berbagai jenis pasar dan industri, seperti konsumen, pelayanan, teknologi dan industrial. Banyak organisasi telah menggunakan experiential marketing untuk mengembangkan produk baru, berkomunikasi dengan konsumen, meningkatkan promosi penjualan, memilih mitra bisnis, merancang lingkungan retail dan membangun website. Experiential Marketing memiliki empat karakteristik yaitu (Schmit, 1999:57).
1. Fokus Pada Pengalaman Pelanggan
Suatu pengalaman terjadi sebagai pertemuan, menjalani atau melewati situasi tertentu yang memberikan nilai-nilai indrawi, emosional, kognitif, perilaku dan ralasional yang menggantikan nilai-nilai fungsional.
2. Pola Konsumsi
Analisis pola konsumsi dapat menimbulkan hubungan untuk menciptakan sinergi yang lebih besar. Produk dan jasa tidak lagi dievaluasi secara terpisah, tetapi dapat dievaluasi sebagai bagian dari keseluruhan pola penggunaan yang sesuai dengan kehidupan konsumen. Hal yang terpenting, pengalaman setelah pembelian diukur melalui kepuasan dan loyalitas.
3. Keputusan Rasional Dan Emosional
Pengalaman dalam hidup sering digunakan untuk memenuhi fantasi, perasaan dan kesenangan. Banyak keputusan dibuat dengan menuruti kata hati dan tidak rasional. Experiential marketing pelanggan merasa senang dengan keputusan pembelian yang telah dibuat.
4. Metode Dan Perangkat Bersifat Elektrik
Metode dan perangkat untuk mengukur pengalaman seseorang lebih bersifat elektrik. Maksudnya lebih bergantung pada objek yang akan diukur atau lebih mengacu pada setiap situasi yang terjadi dari pada menggunakan suatu standar yang sama.
Strategi Experiential Marketing
Menurut Schmit (1999:64-99) Experintal Modules (SEMs) mendeskripsikan lima tipe pengalaman pelanggan yang merupakan dasar dari Experiential marketing, kelima tipe tersebut adalam sense, feel, think, act dan relate sebagai berikut:
1. Sense (Panca Indera)
Sense marketing mempunyai daya tarik dengan indera, bertujuan untuk menciptakan pengalaman sensorik melalui penglihatan (sight), suara (sound), sentuhan (touch), rasa (taste) dan penciuman (smell). Sense marketing dapat digunakan untuk membedakan perusahaan dan produk, untuk memotivasi konsumen dan menambah nilai produk. Sense marketing membutuhkan pemahaman tentang bagaimana untuk mencapai dampak sensorik.
2. Feel (Perasaan)
Feel marketing menarik perasaan dan emosi konsumen dengan tujuan menciptakan pengalaman afektif dari suasana hati positif terkait dengan merek, sampai emosi yang kuat dari kegembiraan dan kebanggaan. Yang diperlukan dalam feel marketing adalah pemahaman dari stimulus apa yang dapat memicu emosi tertentu serta kemauan konsumen untuk terlibat dalam pengambilan perspektif dan empati.
3. Think (Pola Pikir)
Think marketing menarik untuk kecerdasan dengan tujuan penciptaan kognitif, pengalaman pemecahan masalah yang melibatkan konsumen secara kreatif. Think menarik untuk melibatkan konsumen berfikir memusat dan menyebar melalui kejutan (surprise), intrik (intrigue), provokasi (provocation). Thin marketing tidak hanya untuk produk berteknologi tinggi tetapi dapat juga digunakan untuk desain produk, eceran dan dalam pemgkomunikasian industri-industri lainnya.
4. Act (Perilaku)
Act marketing bertujuan untuk mempengaruhi pengalaman tubuh, gaya hidup dan interaksi. Act marketing memperkaya kehidupan konsumen dengan meningkatkan pengalaman fisik mereka, menunjukkan kepada konsumen cara lain dalam melakukan kegiatan. Contoh, dalam business to business dan pasar industri, gaya hidup alternatif dan interaksi. Perubahan gaya hidup seringkali lebih memotivasi, menginspirasi dan spontan secara alami serta dibawa oleh panutan. Contoh, bintang film atau atlet terkenal, iklan pada act marketing menunjukkan hasil perilaku atau gaya hidup.
5. Relate (Pertalian)
Relate marketing berisi aspek dari pemasaran sense, feel, think dan act. Namun, relate marketing berkembang melampaui kepribadian individu, perasaan pribadi, demikian menambah pengalaman individu dan mengaitkan individu tersebut dengan dirinya sendiri, orang lain atau budaya.
Kampanye relate menarik bagi keinginan individu untuk pengembangan dirinya ingin seperti apa dia dikaitkan dimasa depan. Mereka menarik kebutuhan untuk dianggap positif oleh orang lain teman, pacar atau pasangan, keluarga dan kolega, mereka menghubungkan orang dengan sistem sosial yang lebih luas subkultur, negara yang membangun hubungan merek yang kuat dan komunitas merek.
Fungsi Experiential Marketing
Experiential marketing semakin banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk menciptakan experiential connections dengan konsumennya. Experiential marketing khususnya sangat relevan bagi perusahaan marketing dapat digunakan secara menguntungkan didalam banyak situasi diantaranya:
- Membangkitkan kembali merek yang mengalami penurunan.
- Mendiferensiasikan sebuah produk dari para pesaingnya.
- Menciptakan sebuah image dan identitas untuk sebuah perusahaan.
- Mempromosikan inovasi.
- Mendorong percobaan (trial), pembelian dan yang paling penting, loyal consumption.
Tahapan Experiential Marketing
Berikut ini terdapat beberapa tahapan experiential marketing, terdiri atas:
1. Pengalaman Pelanggan
Pengalaman pelanggan melibatkan panca indera, hati, pikiran yang dapat menempatkan pembelian produk atau jasa di antara konteks yang lebih besar dalam kehidupan.
2. Pola Konsumsi
Analisis pola konsumsi dapat menimbulkan hubungan untuk menciptakan sinergi yang lebih besar. Produk dan jasa tidak lagi dievaluasi secara terpisah, tetapi dapat dievaluasi sebagai bagian dari keseluruhan pola penggunaan yang sesuai dengan kehidupan konsumen. Hal yang terpenting, pengalaman setelah pembelian diukur melalui kepuasan dan loyalitas.
3. Keputusan Rasional dan Emosial
Pengalaman dalam hidup sering digunakan untuk memenuhi fantasi, perasaan dan kesenangan. Banyak keputusan dibuat dengan menuruti kata hati dan tidak rasional. Experiential marketing pelanggan merasa senang dengan keputusan pembelian yang telah dibuat.
Kegunaan Experiential Marketing
Berikut ini terdapat beberapa kegunaan experiential marketing, terdiri atas:
- Meningkatkan merek yang berada pada tahap penurunan.
- Membedakan produk mereka dari produk pesaing.
- Menciptakan sebuah citra dan identitas untuk sebuah perusahaan.
- Meningkatkan inovasi dan membujuk pelanggan untuk mencoba dan membeli.
- Menciptakan pelanggan yang loyal.
Contoh Experiential Marketing
Berikut ini terdapat beberapa contoh experiential marketing, terdiri atas:
- Sense (kemasan yang menarik serta hasil cucian yang cemerlang).
- Think (air cucian yang keruh dikonotasikan sebagai deterjen yang ampuh).
- Relate (dengan memakai deterjen itu akan menunjukkan kelompok masyarakat yang peduli kebersihan dan kesehatan).
Demikian sudah ulasan mengenai Apa Itu Experiental Marketing dan Bagaimana Penjelasannya. Semoga bermanfaat. Terima kasih.